Sabtu, 14 Januari 2012

EVALUASI PEMBELAJARAN "TES PERBUATAN"

EVALUASI PEMBELAJARAN
UNJ Hitam Putih“ TES PERBUATAN”




KELOMPOK 6 :
ü AFIDATUS SADIYAH
ü ANITA YULIANTI
ü ENTIN
ü INDRIANA MULYANI
ü NINA DEVIANA NOOR
ü SARAH FAUZIAH ILSATY
ü TIARA GITA TRI WULANDARI
ü YUNIKE DWI DINASTUTI SUNASEP

KELAS B (NON REG)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2011
KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas kelompok pada mata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Makalah yang disusun ini berjudul “ Tes Perbuatan ”
            Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Maratun Nafiah M.Pd, selaku dosen yang membimbing mata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Tidak lupa kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
            Makalah ini berisi tentang tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau penampilan. Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan hasil akhir yang dicapainya.
            Penulis menyadari bahwa  dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca khususnya bagi para Guru di Sekolah Dasar.
Terima kasih.

                                                                                                            Jakarta , 30 Maret 2011

penulis


TES PERBUATAN

1.    Pengertian Tes Perbuatan
Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan para guru, tutor, pengawas, atau dosen sebagai sarana untuk memperoleh informasi tentang keadaan belajar peserta didik. Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus disesuaikan dengan tujuan melakukan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan peserta didik, dan banyaknya/jumlah mata pelajaran yang sudah disampaikan.
Teknik penilaian dalam uraian ini maksudnya adalah metode atau cara penilaian yang dapat digunakan guru untuk rnendapatkan informasi. Teknik penilaian yang memungkinkan dan dapat dengan mudah digunakan oleh guru, misalnya adalah: (1) tes (tertulis, lisan, perbuatan), (2) observasi atau pengamatan, (3) wawancara.
Namun, pada kesempatan kali ini kelompok kami akan membahas lebih dalam mengenai Tes Perbuatan. Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau penampilan. Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan hasil akhir yang dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah format pengamatan, yang bentuknya dibuat sedemikian rupa sehingga tutor dapat menuliskan angka-angka yang diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk formatnya dapat disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual, sebaiknya menggunakan format pengamatan individual.
Tes perbuatan dimaksudkan untuk mengukur keterampilan siswa dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam tes perbuatan, persoalan disajikan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh testi. Pada intinya, ada dua unsure yang bisa dijadikan bahan penilaian dalam tes perbuatan, yaitu proses dan produk. Pengukuran proses merujuk kepada pengukuran keterampilan dari kemahiran testi melakukan suatu kegiatan , sedangkan pengukuran produk merujuk kepada segi kualitas hasil.
Untuk tes perbuatan yang dilaksanakan secara kelompok sebaiknya menggunakan format tertentu yang sudah disesuaikan untuk keperluan pengamatan kelompok.

2.    Keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan Tes
Perbuatan/Tindakan.
Tes tindakan memiliki beberapa keunggulan, yaitu sebagai berikut :
a.    Cocok digunakan untuk mengukur aspek perilaku psikomotor.
Salah satu wujud perubahan hasil belajar adalah berupa keterampilan melakukan suatu kegiatan. Aspek keterampilan ini tidak bisa diungkap dengan tes tulis, dan hanya cocok diungkap dengan tes tindakan.

b.    Dapat digunakan untuk mengecek kesesuaian antar pengetahuan, teori, dan keterampilan mempraktekannya.
Penggunaan tes tulis dan lisan hanya terbatas kepada pengungkapan pengetahuan teoritis. Dengan menggunakan tindakan, guru akan mengetahui sejauh mana siswa mampu menerapkan pengetahuan-pengetahuan teoritisnya dalam kegiatan nyata, sehingga informasi untuk penilaian menjadi lebih lengkap.

c.    Tidak ada kesempatan untuk menyontek.
Dalam tes perbuatan, penguji bisa mengamati langsung bagaimana seseorang testi meragakan sesuatu kegiatan. Di samping itu, keterampilan sesorang untuk melakukan suatu kegiatan akan sangat tergantung atas kemampuan dirinya, maksudnya tidak bisa meniru begitu saja.

3.    Kelemahan-kelemahan Tes Perbuatan, antara lain :
a.    Lebih sulit dalam mengadakan pengukuran.
Dalam pelaksanaan tes tindakan, penguji dituntut untuk mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang testi secara cermat. Penguji dituntut untuk mengamati semua unsure-unsur perilaku yang perlu dinilain secara serempak, dan ini relative sulit dilakukan. Jika penguji hanya seorang, mungkin ada beberapa unsure perilaku yang tak sempat teramati.

b.    Memerlukan biaya yang relative besar.
Pelaksanaan tes perbuatan idealnya dilakukan dalam kondisi sebenarnya, atau sekurang-kurangnya dalam kondisi yang menyerupai keadaan sebenarnya. Hal ini menuntut adanya fasilitas dan perlengkapan yang memadai. Ditambah lagi dengan bahan-bahan yang mungkin hanya digunkan seketika.

c.    Memerlukan waktu yang relative.
Pelaksanaan tes perbuatan kebanyakkan tidak dapat dilakukan.secara serempak, sebab akan menyulitkan penguji dalam melakukan pengamatan. Dengan demikian, tes perbuatan perlu dilakukan secara individual, dan ini akan memerlukan waktu yang relative lama.

4.    Kaidah-kaidah penyusunan tes perbuatan.
Pada intinya ada tiga perangkat alat yang perlu disiapkan untuk melakukan suatu tes perbuatan, yaitu tugas yang harus dikerjakan oleh testi beserta petunjuk pengerjaanya, pedoman pengamatan, dan perlengkapan praktek. Dalam menyiapkan hal-hal tersebut perlu memperhatikan kaidah-kaidah sebagai berikut.
a)    Jabarkanlah kegiatan yang akan dipraktekkan ke dalam unsure-unsurnya.
Dalam pedoman pengamatan, unsure-unsur kegiatan yang akan dipraktekkan perlu dijabarkan secara  rinci. Hal ini penting dilakukan agar pengamatan dapat dilakukan secara cermat. Dalam menjabarkan unsure-unsur pertimbangkanlah unsure-unsur kegiatan mana yang pokok dan penting diamati, sehingga pengukuran bisa representative.
b)    Susunlah unsur – unsur prilaku yang akan di ukur dalam pedoman pengamatan secara logis.
Untuk memudahkan pengecekan kegiatan, unsur – unsur kegiatan perlu disusun secara logis . Penyusunan mungkin bisa didasarkan pada urutan langkah – langkah kegiatan atau urutan pentingnya unsur – unsur kegiatan.
c)     Buatlah petunjuk pengerjaan yang jelas dan lengkap
Petunjuk pengerjaan perlu disiapkan secara jelas dan lengkap, kalau perlu lengkap dengan langkah-langkahnya. Petunjuk yang kurang jelas bisa menyebabkan testi ragu-ragu dalam melakukan kegiatan.
d)    Identifikasi alat-alat perlengkapan yang diperlukan
Agar pelaksanaan tes tindakan dapat dilakukan sebagaimana mestinya, perlu disiapkan alat-alat yang perlu untuk tes. Alat-alat ini perlu diidentifikasi secara cermat, sebab ketidak lengkapan alat-alat ini bisa menyebabkan ujian tidak dapat dilakukan atau setidak-tidaknya menggangu kelancaran pelaksanaannya.
e)     Pertimbangn kemungkinan Pelaksanaan
Dalam merancang tes tindakan perlu dipertimbangkan secara matang, kemungkinan- kemungkinan pelaksanaannya, apakah tes akan dilakukan dalam kondisi nyata atau dalam bentuk simulasi. Kemudian bagaimana pula dengan fasilitas yang tersedia. Cek apakah sudah lengkap seperti yang dibutuhkan atau tidak.

5.    pengadministrasian Tes Perbuatan
1). Prosedur pelaksanaan
Secara garis besar pelaksanaan tes tindakan dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a). Mengecek kelengkapan peralatan yang diperlukan. Ini penting dilakukan,
      sebab ketidak lengkapan peralatan bisa mengakibatkan gagalnya
      pelaksanaan ujian.
b). Menyiapkan pedoman pengamatan (Pedoman pemberian angka).
c). Memberikan petutunjuk kepada testi tentang apa yang harus dikerjakan.
      Petunjuk bisa disampaikan secara tertulis atau secara lisan.
d). Testi meragakan kegiatan, dan penguji mengamati secara seksama.
e). Penguji segera memberikan angka terhadap aspek kegiatan testi setelah
      selesai peragaan.

2). Hal – Hal yang perlu diperhatikan
                  Agar pelaksanaan tes tindaakan dapat dilakukan secara akurat, perhatikan hal- hal berikut:
a). Jika tes tindaakan tidak dilakukan dalam kondisi yang sebenarnya, perlu
      diupayakan suatu kondisi yang menyerupai keadaan sebenarnya, meski
      hanya dalam bentuk mini.
b). Jika dipandang perlu, lakukan dalam berbagai situasi, sehingga hasilnya
      respresentatif terhadap keseluruhan peristiwa yang mungkin terjadi.
c). Tidak member komentar disaat testi melakukan kegiatan.
d). Agar hasilnya bisa lebih objektif, pengamatan hendaknya lebih dari satu
      orang.

3). Penyekor hasil tes perbuatan.
                  Penyekor tes perbuatan didasarkan pada sejauh mana keterampilan dan ketepatan testi meragakan kegiatan sesuai dengan petunjuk. Disini para penguji harus memiliki gambaran operasional tentang penampilan yang diharapkan. Dengan kata lain, para penguji harus mengetahui pola penampilan yang seharusnya. Hal-hal yang dapat dijadikan acuan dlam pemberian angka adalah :
·         Kecepatan penampilan
·         Ketepatan cara melakukan
·         Ketelitian
·         Keterampilan menggunakan alat
·         Kesetiaan terhadap instruksi

Dalam proses penyekoran gunakan pedoman pengamatan (pedoman penyekoran). Skor  akhir sama dengan rata-rata dari jumlah skor setiap pengamatan.

 Contoh dari tes perbuatan misalnya tes bernyanyi, siswa satu persatu di instruksikan untuk bernyanyi secara individual. Mengisi soal ke depan. Dan praktek-praktek pd mata pelajaran IPA juga bisa menjadi contoh tes perbuatan.


PENUTUP

1.    Kesimpulan
Tes perbuatan dimaksudkan untuk mengukur keterampilan siswa dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam tes perbuatan, persoalan disajikan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh testi. Pada intinya, ada dua unsure yang bisa dijadikan bahan penilaian dalam tes perbuatan, yaitu proses dan produk. Pengukuran proses merujuk kepada pengukuran keterampilan dari kemahiran testi melakukan suatu kegiatan , sedangkan pengukuran produk merujuk kepada segi kualitas hasil.

1.    Keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan Tes
Perbuatan/Tindakan.
s  Cocok digunakan untuk mengukur aspek perilaku psikomotor.
s  Dapat digunakan untuk mengecek kesesuaian antar pengetahuan, teori, dan keterampilan mempraktekannya.
s  Tidak ada kesempatan untuk menyontek.

2.    Kelemahan-kelemahan Tes Perbuatan, antara lain :
s  Lebih sulit dalam mengadakan pengukuran.
s  Memerlukan biaya yang relative besar.
s  Memerlukan waktu yang relative.

3.    Kaidah-kaidah penyusunan tes perbuatan.
s  Jabarkanlah kegiatan yang akan dipraktekkan ke dalam unsure-unsurnya.
s  Susunlah unsur – unsur prilaku yang akan di ukur dalam pedoman pengamatan secara logis.
s  Buatlah petunjuk pengerjaan yang jelas dan lengkap
s  Identifikasi alat-alat perlengkapan yang diperlukan
s  Pertimbangn kemungkinan Pelaksanaan
4.    Penyekor hasil tes perbuatan.
                  Penyekor tes perbuatan didasarkan pada sejauh mana keterampilan dan ketepatan testi meragakan kegiatan sesuai dengan petunjuk. Disini para penguji harus memiliki gambaran operasional tentang penampilan yang diharapkan. Dengan kata lain, para penguji harus mengetahui pola penampilan yang seharusnya. Hal-hal yang dapat dijadikan acuan dlam pemberian angka adalah :
·         Kecepatan penampilan
·         Ketepatan cara melakukan
·         Ketelitian
·         Keterampilan menggunakan alat
·         Kesetiaan terhadap instruksi

Dalam proses penyekoran gunakan pedoman pengamatan (pedoman penyekoran). Skor  akhir sama dengan rata-rata dari jumlah skor setiap pengamatan.




2 Comments:

  1. www.situspolisi.blogspot.com said...
    terimakasih ya, ijin copy.. www.situspolisi.com
    Unknown said...
    Terimakasih ilmunya:)

Post a Comment



5 orang aneh

5 orang aneh

Sabtu, 14 Januari 2012

EVALUASI PEMBELAJARAN "TES PERBUATAN"

Diposting oleh NinaDN di 08.37
EVALUASI PEMBELAJARAN
UNJ Hitam Putih“ TES PERBUATAN”




KELOMPOK 6 :
ü AFIDATUS SADIYAH
ü ANITA YULIANTI
ü ENTIN
ü INDRIANA MULYANI
ü NINA DEVIANA NOOR
ü SARAH FAUZIAH ILSATY
ü TIARA GITA TRI WULANDARI
ü YUNIKE DWI DINASTUTI SUNASEP

KELAS B (NON REG)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2011
KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas kelompok pada mata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Makalah yang disusun ini berjudul “ Tes Perbuatan ”
            Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Maratun Nafiah M.Pd, selaku dosen yang membimbing mata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Tidak lupa kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
            Makalah ini berisi tentang tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau penampilan. Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan hasil akhir yang dicapainya.
            Penulis menyadari bahwa  dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca khususnya bagi para Guru di Sekolah Dasar.
Terima kasih.

                                                                                                            Jakarta , 30 Maret 2011

penulis


TES PERBUATAN

1.    Pengertian Tes Perbuatan
Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan para guru, tutor, pengawas, atau dosen sebagai sarana untuk memperoleh informasi tentang keadaan belajar peserta didik. Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus disesuaikan dengan tujuan melakukan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan peserta didik, dan banyaknya/jumlah mata pelajaran yang sudah disampaikan.
Teknik penilaian dalam uraian ini maksudnya adalah metode atau cara penilaian yang dapat digunakan guru untuk rnendapatkan informasi. Teknik penilaian yang memungkinkan dan dapat dengan mudah digunakan oleh guru, misalnya adalah: (1) tes (tertulis, lisan, perbuatan), (2) observasi atau pengamatan, (3) wawancara.
Namun, pada kesempatan kali ini kelompok kami akan membahas lebih dalam mengenai Tes Perbuatan. Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau penampilan. Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan hasil akhir yang dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah format pengamatan, yang bentuknya dibuat sedemikian rupa sehingga tutor dapat menuliskan angka-angka yang diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk formatnya dapat disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual, sebaiknya menggunakan format pengamatan individual.
Tes perbuatan dimaksudkan untuk mengukur keterampilan siswa dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam tes perbuatan, persoalan disajikan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh testi. Pada intinya, ada dua unsure yang bisa dijadikan bahan penilaian dalam tes perbuatan, yaitu proses dan produk. Pengukuran proses merujuk kepada pengukuran keterampilan dari kemahiran testi melakukan suatu kegiatan , sedangkan pengukuran produk merujuk kepada segi kualitas hasil.
Untuk tes perbuatan yang dilaksanakan secara kelompok sebaiknya menggunakan format tertentu yang sudah disesuaikan untuk keperluan pengamatan kelompok.

2.    Keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan Tes
Perbuatan/Tindakan.
Tes tindakan memiliki beberapa keunggulan, yaitu sebagai berikut :
a.    Cocok digunakan untuk mengukur aspek perilaku psikomotor.
Salah satu wujud perubahan hasil belajar adalah berupa keterampilan melakukan suatu kegiatan. Aspek keterampilan ini tidak bisa diungkap dengan tes tulis, dan hanya cocok diungkap dengan tes tindakan.

b.    Dapat digunakan untuk mengecek kesesuaian antar pengetahuan, teori, dan keterampilan mempraktekannya.
Penggunaan tes tulis dan lisan hanya terbatas kepada pengungkapan pengetahuan teoritis. Dengan menggunakan tindakan, guru akan mengetahui sejauh mana siswa mampu menerapkan pengetahuan-pengetahuan teoritisnya dalam kegiatan nyata, sehingga informasi untuk penilaian menjadi lebih lengkap.

c.    Tidak ada kesempatan untuk menyontek.
Dalam tes perbuatan, penguji bisa mengamati langsung bagaimana seseorang testi meragakan sesuatu kegiatan. Di samping itu, keterampilan sesorang untuk melakukan suatu kegiatan akan sangat tergantung atas kemampuan dirinya, maksudnya tidak bisa meniru begitu saja.

3.    Kelemahan-kelemahan Tes Perbuatan, antara lain :
a.    Lebih sulit dalam mengadakan pengukuran.
Dalam pelaksanaan tes tindakan, penguji dituntut untuk mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang testi secara cermat. Penguji dituntut untuk mengamati semua unsure-unsur perilaku yang perlu dinilain secara serempak, dan ini relative sulit dilakukan. Jika penguji hanya seorang, mungkin ada beberapa unsure perilaku yang tak sempat teramati.

b.    Memerlukan biaya yang relative besar.
Pelaksanaan tes perbuatan idealnya dilakukan dalam kondisi sebenarnya, atau sekurang-kurangnya dalam kondisi yang menyerupai keadaan sebenarnya. Hal ini menuntut adanya fasilitas dan perlengkapan yang memadai. Ditambah lagi dengan bahan-bahan yang mungkin hanya digunkan seketika.

c.    Memerlukan waktu yang relative.
Pelaksanaan tes perbuatan kebanyakkan tidak dapat dilakukan.secara serempak, sebab akan menyulitkan penguji dalam melakukan pengamatan. Dengan demikian, tes perbuatan perlu dilakukan secara individual, dan ini akan memerlukan waktu yang relative lama.

4.    Kaidah-kaidah penyusunan tes perbuatan.
Pada intinya ada tiga perangkat alat yang perlu disiapkan untuk melakukan suatu tes perbuatan, yaitu tugas yang harus dikerjakan oleh testi beserta petunjuk pengerjaanya, pedoman pengamatan, dan perlengkapan praktek. Dalam menyiapkan hal-hal tersebut perlu memperhatikan kaidah-kaidah sebagai berikut.
a)    Jabarkanlah kegiatan yang akan dipraktekkan ke dalam unsure-unsurnya.
Dalam pedoman pengamatan, unsure-unsur kegiatan yang akan dipraktekkan perlu dijabarkan secara  rinci. Hal ini penting dilakukan agar pengamatan dapat dilakukan secara cermat. Dalam menjabarkan unsure-unsur pertimbangkanlah unsure-unsur kegiatan mana yang pokok dan penting diamati, sehingga pengukuran bisa representative.
b)    Susunlah unsur – unsur prilaku yang akan di ukur dalam pedoman pengamatan secara logis.
Untuk memudahkan pengecekan kegiatan, unsur – unsur kegiatan perlu disusun secara logis . Penyusunan mungkin bisa didasarkan pada urutan langkah – langkah kegiatan atau urutan pentingnya unsur – unsur kegiatan.
c)     Buatlah petunjuk pengerjaan yang jelas dan lengkap
Petunjuk pengerjaan perlu disiapkan secara jelas dan lengkap, kalau perlu lengkap dengan langkah-langkahnya. Petunjuk yang kurang jelas bisa menyebabkan testi ragu-ragu dalam melakukan kegiatan.
d)    Identifikasi alat-alat perlengkapan yang diperlukan
Agar pelaksanaan tes tindakan dapat dilakukan sebagaimana mestinya, perlu disiapkan alat-alat yang perlu untuk tes. Alat-alat ini perlu diidentifikasi secara cermat, sebab ketidak lengkapan alat-alat ini bisa menyebabkan ujian tidak dapat dilakukan atau setidak-tidaknya menggangu kelancaran pelaksanaannya.
e)     Pertimbangn kemungkinan Pelaksanaan
Dalam merancang tes tindakan perlu dipertimbangkan secara matang, kemungkinan- kemungkinan pelaksanaannya, apakah tes akan dilakukan dalam kondisi nyata atau dalam bentuk simulasi. Kemudian bagaimana pula dengan fasilitas yang tersedia. Cek apakah sudah lengkap seperti yang dibutuhkan atau tidak.

5.    pengadministrasian Tes Perbuatan
1). Prosedur pelaksanaan
Secara garis besar pelaksanaan tes tindakan dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a). Mengecek kelengkapan peralatan yang diperlukan. Ini penting dilakukan,
      sebab ketidak lengkapan peralatan bisa mengakibatkan gagalnya
      pelaksanaan ujian.
b). Menyiapkan pedoman pengamatan (Pedoman pemberian angka).
c). Memberikan petutunjuk kepada testi tentang apa yang harus dikerjakan.
      Petunjuk bisa disampaikan secara tertulis atau secara lisan.
d). Testi meragakan kegiatan, dan penguji mengamati secara seksama.
e). Penguji segera memberikan angka terhadap aspek kegiatan testi setelah
      selesai peragaan.

2). Hal – Hal yang perlu diperhatikan
                  Agar pelaksanaan tes tindaakan dapat dilakukan secara akurat, perhatikan hal- hal berikut:
a). Jika tes tindaakan tidak dilakukan dalam kondisi yang sebenarnya, perlu
      diupayakan suatu kondisi yang menyerupai keadaan sebenarnya, meski
      hanya dalam bentuk mini.
b). Jika dipandang perlu, lakukan dalam berbagai situasi, sehingga hasilnya
      respresentatif terhadap keseluruhan peristiwa yang mungkin terjadi.
c). Tidak member komentar disaat testi melakukan kegiatan.
d). Agar hasilnya bisa lebih objektif, pengamatan hendaknya lebih dari satu
      orang.

3). Penyekor hasil tes perbuatan.
                  Penyekor tes perbuatan didasarkan pada sejauh mana keterampilan dan ketepatan testi meragakan kegiatan sesuai dengan petunjuk. Disini para penguji harus memiliki gambaran operasional tentang penampilan yang diharapkan. Dengan kata lain, para penguji harus mengetahui pola penampilan yang seharusnya. Hal-hal yang dapat dijadikan acuan dlam pemberian angka adalah :
·         Kecepatan penampilan
·         Ketepatan cara melakukan
·         Ketelitian
·         Keterampilan menggunakan alat
·         Kesetiaan terhadap instruksi

Dalam proses penyekoran gunakan pedoman pengamatan (pedoman penyekoran). Skor  akhir sama dengan rata-rata dari jumlah skor setiap pengamatan.

 Contoh dari tes perbuatan misalnya tes bernyanyi, siswa satu persatu di instruksikan untuk bernyanyi secara individual. Mengisi soal ke depan. Dan praktek-praktek pd mata pelajaran IPA juga bisa menjadi contoh tes perbuatan.


PENUTUP

1.    Kesimpulan
Tes perbuatan dimaksudkan untuk mengukur keterampilan siswa dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam tes perbuatan, persoalan disajikan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh testi. Pada intinya, ada dua unsure yang bisa dijadikan bahan penilaian dalam tes perbuatan, yaitu proses dan produk. Pengukuran proses merujuk kepada pengukuran keterampilan dari kemahiran testi melakukan suatu kegiatan , sedangkan pengukuran produk merujuk kepada segi kualitas hasil.

1.    Keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan Tes
Perbuatan/Tindakan.
s  Cocok digunakan untuk mengukur aspek perilaku psikomotor.
s  Dapat digunakan untuk mengecek kesesuaian antar pengetahuan, teori, dan keterampilan mempraktekannya.
s  Tidak ada kesempatan untuk menyontek.

2.    Kelemahan-kelemahan Tes Perbuatan, antara lain :
s  Lebih sulit dalam mengadakan pengukuran.
s  Memerlukan biaya yang relative besar.
s  Memerlukan waktu yang relative.

3.    Kaidah-kaidah penyusunan tes perbuatan.
s  Jabarkanlah kegiatan yang akan dipraktekkan ke dalam unsure-unsurnya.
s  Susunlah unsur – unsur prilaku yang akan di ukur dalam pedoman pengamatan secara logis.
s  Buatlah petunjuk pengerjaan yang jelas dan lengkap
s  Identifikasi alat-alat perlengkapan yang diperlukan
s  Pertimbangn kemungkinan Pelaksanaan
4.    Penyekor hasil tes perbuatan.
                  Penyekor tes perbuatan didasarkan pada sejauh mana keterampilan dan ketepatan testi meragakan kegiatan sesuai dengan petunjuk. Disini para penguji harus memiliki gambaran operasional tentang penampilan yang diharapkan. Dengan kata lain, para penguji harus mengetahui pola penampilan yang seharusnya. Hal-hal yang dapat dijadikan acuan dlam pemberian angka adalah :
·         Kecepatan penampilan
·         Ketepatan cara melakukan
·         Ketelitian
·         Keterampilan menggunakan alat
·         Kesetiaan terhadap instruksi

Dalam proses penyekoran gunakan pedoman pengamatan (pedoman penyekoran). Skor  akhir sama dengan rata-rata dari jumlah skor setiap pengamatan.




2 komentar on "EVALUASI PEMBELAJARAN "TES PERBUATAN""

www.situspolisi.blogspot.com on 21 Oktober 2015 pukul 07.52 mengatakan...

terimakasih ya, ijin copy.. www.situspolisi.com

Unknown on 18 Oktober 2020 pukul 18.08 mengatakan...

Terimakasih ilmunya:)

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates